×
InUncategorized
Grand Theft Auto V

Lihat Foto

Game kenamaan seperti Grand Theft Auto (GTA), Minecraft, Call of Duty (CoD), ternyata dimanfaatkan oleh peretas (hacker) untuk menyebarkan software jahat alias malware.

Hacker mendompleng popularitas ketiga game itu dan beberapa game populer lainnya seperti The Sims dan Roblox lewat file yang disusupi malware, kemudian disebarkan ke komunitas gamer khususnya gamer generasi Z, yaitu mereka yang lahir pada tahun 1997-2012.

Menurut laporan perusahaan keamanan siber Kaspersky, antara 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025, ada lebih dari 19 juta upaya pengunduhan file berbahaya. File itu menyamar sebagai game populer, padahal sebenarnya palsu.

Kaspersky percaya, sekitar 400.00 orang di seluruh dunia mungkin sudah terdampak file berbahaya itu. Sebagian besar dari korban potensial tersebut merupakan gamer muda.

Game GTA, Minecraft, dan CoD sendiri dimanfaatkan oleh hacker karena mereka memang mengincar game lawas dalam aksinya. Sebagai informasi, Minecraft pertama kali dibuat pada tahun 2009, sementara GTA sudah eksis sejak tahun 1997.  

Begitu pula dengan CoD yang sudah rilis lebih dari satu dekade lalu, yaitu pada tahun 2003.

Para penjahat siber mendompleng nama beberapa game lawas itu ke file bermuatan malware, karena game-game ini memiliki basis komunitas yang besar dan terus berkembang pesat.

GTA V atau GTA 5, seri kelima dari lini GTA misalnya, dirilis tahun 2013. Namun karena popularitasnya, game ini sudah terjual lebih dari 215 juta kopi di seluruh dunia. Hal itu juga menjadikan GTA sebagai salah satu game video terlaris sepanjang masa.

Menurut para peneliti Kaspersky, ada hampir 4,5 juta upaya peretasan yang melibatkan file GTA palsu. Jumlahnya mungkin terus meningkat seiring dengan perilisan GTA 6 yang kian dekat, yaitu pada Mei 2026 mendatang. 

Jelang perilisan seri keenam tersebut, peretas mungkin mendistribusikan installer palsu, “menjebak” gamer dengan tawaran akses awal ke game, hingga undangan untuk bergabung dengan GTA 6 versi beta yang kemungkinan tidak resmi.

Sementara itu upaya peretasan dengan file Minecraft palsu, diperkirakan sebanyak 4,1 juta kali dan CoD 2,6 juta kali.

Pelanggaran ini dimungkinan karena game ini secara umum memungkinkan pengguna atau komunitas, memodifikasi item dalam game.

Lebih lanjut Kaspersky menambahkan bahwa peretas biasanya mengincar korban di forum, grup media sosial atau melalui pesan instan hingga saluran/channel dalam aplikasi.

Mereka mempromosikan file crack (program untuk membajak game tanpa perlu melakukan pembelian atau aktivasi), loader (program untuk menjalankan game dengan cara khusus), berbagai program modding hingga add-on palsu.

Padahal software yang diiklankan itu adalah infostealer (malware untuk mencuri data pribadi di perangkat), pembajak uang kripto hingga trojan.




Bila terdampak, perangkat pengguna akan terinfeksi malware. Akibatnyasecara tidak sadar perangkat mengunduh program berbahaya yang memungkinkan peretas mencuri password, memantau aktivitas, mendapat akses dari jarak jauh atau menyebarkan ransomware.

Sebagai langkah preventif, Kaspersky menganjurkan gamer untuk menghindari konten bajakan dan tidak mudah tergiur dengan iklan sebelum mencaritahu lebih lanjut, dihimpun KompasTekno dari situs resmi Kaspersky, Sabtu (14/6/2025).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *